Jumat, 28 Maret 2014

Translate Tugas Softskill


SBY: Future of Sharia banking in Indonesia
The Sharia banking system can offer Indonesia hope in the midst of the current global economic slowdown because Islamic banking has not been affected, the President said at the opening of the World Islamic Economic Forum (WIEF) in Jakarta on Monday.

"Islamic banking should take a front seat because it has not been affected by the crisis," President Susilo Bambang Yudhoyono said.

Yudhoyono added that recently many countries in the West had warmed to Sharia branking because it does not incorporate dubious assets in investments and is risk-free.

"In the West, Sharia banks have a mission because countries are increasingly welcoming them," Yudhoyono said, as quoted by kompas.com.

The domestic Sharia banking industry has shown promising growth results, which have been increasing from year to year, he said.

"We hope in future Indonesia will serve as a Sharia economic hub. We invite investors to develop this sector."
According to data at Bank Indonesia, the amount of financing provided by the country's Islamic banking institutions had grown from a mere Rp 5.53 trillion in 2003 to Rp 27.94 trillion in 2007 and Rp 38.19 trillion in 2008.
The 2008 figure constituted about 3 percent of the total amount of national bank financing.
The amount of assets managed by the country's sharia banks also rose from 1.4 percent of the country's national bank assets in 2005, to 1.6 percent in 2006, 1.8 percent in 2007 and 1.8 percent, or about Rp 50 trillion in 2008.
The central bank said there were currently 1,470 sharia bank offices across the country, and that they had disbursed Rp 326 billion in loans for micro- and small-scale firms as of the end of 2008. (amr)


in Indonesia
SBY: Masa depan perbankan Syariah di Indonesia
Sistem perbankan Syariah dapat menawarkan Indonesia harapan di tengah-tengah perlambatan ekonomi global saat ini karena perbankan Syariah tidak terpengaruh, Presiden mengatakan pada pembukaan dari World Islamic Economic Forum (WIEF) di Jakarta pada hari Senin. 
'Perbankan Syariah harus mengambil kursi depan karena itu telah tidak terpengaruh oleh krisis,' kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Yudhoyono 
Ditambahkan bahwa baru-baru ini banyak negara di Barat telah 'warmed to Sharia branking'  karena tidak memasukkan meragukan aset dalam investasi dan bebas risiko. 'Di Barat, Bank Syariah memiliki misi karena negara semakin menyambut mereka,' Yudhoyono berkata sebagai dikutip oleh kompas.com.
Industri Bank Syariah domestik telah menunjukkan pertumbuhan hasil yang menjanjikan, yang telah meningkat dari tahun ke tahun, katanya.
' Kami berharap di masa depan Indonesia akan berfungsi sebagai hub Ekonomi Syariah. Kami mengundang para investor untuk mengembangkan sektor ini.
' Menurut data di Bank Indonesia, besarnya pembiayaan disediakan oleh lembaga-lembaga perbankan Syariah negara telah berkembang dari hanya 5,53 triliun pada tahun 2003 untuk 27.94 triliun pada tahun 2007 dan Rp 38.19 triliun pada tahun 2008. Angka 2008 membentuk sekitar 3 persen dari jumlah total pembiayaan bank nasional. Jumlah aset yang dikelola oleh Bank Syariah negara juga meningkat dari 1,4 persen dari aset bank Nasional negara pada tahun 2005, 1,6 persen pada tahun 2006, 1.8 persen pada tahun 2007 dan 1.8 persen, atau sekitar Rp50 triliun pada tahun 2008.
 Bank sentral mengatakan ada saat ini 1,470 kantor bank syariah di seluruh negeri, dan bahwa mereka telah dicairkan Rp 326 miliar dalam bentuk pinjaman untuk skala mikro dan kecil perusahaan pada akhir tahun 2008. (amr)
(by sederet.com)